Skip to main content

"Apa yang kau cari?"

"Apa yang kau cari?", adalah sebuah pertanyaan yang selalu menghantui kemana aku pergi dan dimana aku berada. Sebuah pertanyaan yang selalu melahirkan pertanyaan-pertanyaan baru. Sebuah pertanyaan yang dipenuhi sekelumit misteri bagi si penjawab. Pertanyaan tersebut hanyalah terdiri dari satu kalimat, empat kata dan empat belas huruf. Namun memerlukan jawaban yang sangat panjang dan rumit. Sehingga pertanyaan itu hanya bisa dijawab dengan sebuah perbuatan, bukan perkataan atau dengan teori yang penuh dengan omong kosong belaka.

Ayah, memberi nasihat-nasihat kehidupan kepadaku, "Nak, perhatikan dan dengarkan apa yang ada disekitarmu. Belajarlah tentang sesuatu darinya. Carilah ilmu, karena itu adalah sebaik-baiknya bekal, sehingga engkau tidak akan lelah untuk memikulnya. Engkau tidak akan menjadi orang yang menyesal karena berteman dengan ilmu, Engkau akan melihat dengan ilmu, engkau akan mendengar dengan ilmu dan engkau akan berbicara dengan ilmu. Maka engkau tidak akan menjadi orang yang buta, tuli dan bisu".
"Nak, Bersekutulah dengan kenyataan. Bila tidak begitu, engkau akan selalu diliputi resah bila harapan yang kau bingkai dan kau pajang dalam dinding-dinding mimpi kehidupan tidak tercapai. Nak, jangan kau memgikuti arus, karena itu hanya akan membuatmu terjebak oleh buih-buih yang menipu. Jangan pula kau melawan arus, karena itu akan membuatmu hancur berkeping-keping. Tapi yang kau harus lakukan adalah mengatasi arus, karena dengan begitu kau akan tahu kapan harus mengikuti dan melawan arus, sehingga kau tidak akan menjadi orang yang terjebak atau hancur".

Aku adalah orang yang terjebak diantara pertanyaan yang dilematis, bahkan aku tidak mampu untuk menjawabnya dengan sistematis. "Apa yang kau cari?", ilmukah? Atau gelar kesarjanaan yang selalu dipuja-puja oleh orang disekitarnya?, sehingga orang rela melakukan apa saja demi memilkinya.

Aku berfikir bahwa yang terpenting adalah ilmu, maka aku tidak akan menjadi orang yang memuja sebuah gelar. Aku melihat banyak orang yang mempunyai gelar tetapi dalam keilmuannya nol besar. Sebab mereka hanya memikiran cangkangnya bukan isinya. Maka aku putuskan ketika masuk perguruan tinggi harus merubah sebuah paradigma berfikir yang salah. Paradigma bahwa gelar adalah segalanya namun esensi dari gelar tersebut hilang ditelan gengsi.

Comments

Post a Comment

Jangan Lupa Tinggalkan Komentarnya Gan

Popular posts from this blog

Rumah Singgah Keren di Batu

Tempat tidur super nyaman Kota batu adalah salah satu kota yang menjadi favorit saya saat ini, selain karena saya memang stay disini sejak 1,5 tahun yang lalu, kota ini memang memiliki daya tarik luar biasa, apalagi kalo bukan alamnya yang indah, udaranya yang sejuk, dan beberapa tempat wisata yang modern seperti Jatim Park 1, Jatim Park 2, Museum Angkut, Batu Night Spectacular, dan masih banyak lagi. Jadi, Batu merupakan salah satu pilihan yang tepat untuk dijadikan tempat berlibur bersama orang-orang yang dicintai.             Meski sudah stay di Batu selama kurang lebih 1,5 tahun, namun saya belum berhasil mengunjungi semua tempat wisata di Batu, biasalah saya ini pengangguran yang banyak acara, sibuk sama buku-buku di perpustakaan (ini pencitraan banget). Baiklah, saya tidak akan membicarakan tentang liburan saya yang tak kunjung usai, akan tetapi, saya akan memberi satu tempat rekomendasi yang bisa kamu jadikan tempat bermalam selama kamu berada di Batu. Saya jamin, tempa

Inovasi Pembelajaran Bahasa Arab

Di dalam Islam, bahasa Arab adalah bahasa yang memiliki makna yang begitu dalam. Bahasa ini adalah bahasa yang digunakan di dalam al-Quran sebagai kitab suci umat Islam. Maka tentu saja, menguasai bahasa Arab adalah suatu keahlian yang sangat mendukung sekali seseorang untuk bisa mempelajari lebih dalam tentang agama Islam. Memang betul, semakin berkembangnya zaman, sudah banyak dilakukan penerjemahan-penerjamahan al-Quran ke berbagai bahasa dengan harapan agar bisa dipahami oleh pemeluknya. Kitab-kitab klasik yang berisi ajaran keislaman pun sudah banyak diterjemahkan ke dalam beragam bahasa. Akan tetapi tentu menjadi berbeda ketika kita bisa memahami bahasa Arab dengan baik. Inilah sebenarnya yang menjadi cambuk penyemangat saya untuk mempelajari bahasa Arab lebih lanjut.             Izinkan saya bertanya sebentar, apakah kamu sekolah di madrasah ibtidaiyah, kemudian melanjutkan pendidikan di MTs, selanjutnya ke Madrasah Aliyah, dan melanjutkan ke Perguruan Tinggi Islam? Kalo iy

Paralayang Batu

Salam. Tiga hari terakhir, saya lagi banyak kerjaan (baca: tugas kuliah ama jalan-jalan, hehe). Kebetulan Reimer, sahabat saya dari Rotterdam-Holland sedang berkunjung ke Malang. Sebagai sahabat yang baik, tentunya saya mau mengajak dia menjelajahi Malang dan sekitarnya, dong, hehe. Sejak Minggu saya sudah menemani Reimer jalan-jalan. Saya hanya menemai ketika kuliah sudah selesai aja, sih. Biasanya dari ashar sampai malam. Nah, selain kelayapan di Malang, saya mengajak Reimer untuk menikmati keindahan pemandangan dari atas ketinggian Gunung Banyak yang merupakan tempat bagi kamu yang berani uji nyali untuk terbang dari ketinggian dengan bantuan parasut atau biasa dikenal dengan Paralayang.