Skip to main content

Bahagia Menjadi Guru



Kebahagian seorang guru adalah manakala melihat murid-muridnya senyum bahagia, sedih saat mendengar anak-anak yang tidak masuk sekolah. bahagia saat mendengar sapa mereka saat bertemu di luar jam sekolah. bahagia saat mereka datang menjenguk saat kita sedang tidak bisa mengajar.

Sudah hampir 2 Bulan lamanya saya menikmati betapa indahnya menjalani hidup menjadi seorang guru, setiap hari, menyambut kedatangan mereka adalah hal yang paling ditunggu, melihat senyum mereka, menjawab salam yang terucap tulus dari mereka dan kadang bercanda dengan mereka. segala keletihan terasa menghilang saat melihat mereka datang seraya berkata, assalamu'alaikum ustadz. really, 100 % i'm happy.

Meski kadang mereka membuat kesal, tapi itu sama sekali tidak mengurangi kecintaanku pada dunia mengajar. ya namanya juga anak-anak, tidak semuanya saat dibilang A langsung nurut A, tidak semua saat Guru berkata diam, lalu mereka diam.

Setiap Anak itu unik, mereka mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, jangan pernah membanding-bandingkan si A dengan si B yang akhirnya akan membuat mereka merasa bahwa mereka tidaklah pantas untuk mendapatkan pujian karena mereka selalu dibanding-bandingkan dengan teman-temannya. jangan sesekali menghardik mereka dengan kata-kata kasar yang nantinya akan mereka tiru.

Dunia pendidikan adalah dunia yang kuimpikan sedari dulu. bahagia rasanya bisa berbagi ilmu dengan orang-orang. bahagia rasanya melihat mereka menjadi lebih baik dari hari sebelumnya, bahagia saat mereka berkata : Ustadz. kemarin sakit apa ? kok nggak masuk ?. arghhh mereka memang membuat hidup ini lebih berwarna.

Saya bahagia dengan duniaku, saya tidak pernah menyesal telah memilih dunia ini.
dan saya bahagia menjadi seorang guru.

Comments

Post a Comment

Jangan Lupa Tinggalkan Komentarnya Gan

Popular posts from this blog

Rumah Singgah Keren di Batu

Tempat tidur super nyaman Kota batu adalah salah satu kota yang menjadi favorit saya saat ini, selain karena saya memang stay disini sejak 1,5 tahun yang lalu, kota ini memang memiliki daya tarik luar biasa, apalagi kalo bukan alamnya yang indah, udaranya yang sejuk, dan beberapa tempat wisata yang modern seperti Jatim Park 1, Jatim Park 2, Museum Angkut, Batu Night Spectacular, dan masih banyak lagi. Jadi, Batu merupakan salah satu pilihan yang tepat untuk dijadikan tempat berlibur bersama orang-orang yang dicintai.             Meski sudah stay di Batu selama kurang lebih 1,5 tahun, namun saya belum berhasil mengunjungi semua tempat wisata di Batu, biasalah saya ini pengangguran yang banyak acara, sibuk sama buku-buku di perpustakaan (ini pencitraan banget). Baiklah, saya tidak akan membicarakan tentang liburan saya yang tak kunjung usai, akan tetapi, saya akan memberi satu tempat rekomendasi yang bisa kamu jadikan tempat ...

Paralayang Batu

Salam. Tiga hari terakhir, saya lagi banyak kerjaan (baca: tugas kuliah ama jalan-jalan, hehe). Kebetulan Reimer, sahabat saya dari Rotterdam-Holland sedang berkunjung ke Malang. Sebagai sahabat yang baik, tentunya saya mau mengajak dia menjelajahi Malang dan sekitarnya, dong, hehe. Sejak Minggu saya sudah menemani Reimer jalan-jalan. Saya hanya menemai ketika kuliah sudah selesai aja, sih. Biasanya dari ashar sampai malam. Nah, selain kelayapan di Malang, saya mengajak Reimer untuk menikmati keindahan pemandangan dari atas ketinggian Gunung Banyak yang merupakan tempat bagi kamu yang berani uji nyali untuk terbang dari ketinggian dengan bantuan parasut atau biasa dikenal dengan Paralayang.

Tentang Tato

Bermula dari tweets saya yang membahas tentang tato, sekarang saya ingin menjadikannya sebuah artikel. Tulisan ini tidak bermaksud untuk menggurui, atau menghakimi orang-orang yang mempunyai tato. Tulisan ini dari sudut pandang agama (Islam) dan medis. Tentunya ini hanya sebatas pengetahun saya saja. Saya pernah menanyakan alasan bertato kepada teman-teman yang mempunyai tato. Sebagian besar jawabannya adalah “seni, keren, punya makna tersendiri, laki banget, dan sebagainya” . Tato tidak hanya digemari Kaum Adam, namun Kaum Hawa pun juga menggemari tato. Saya pernah membaca, tato berasal dari bahasa Tahiti “tatu” yang berarti “tanda”. Para ahli menyimpulkan bahwa tato sudah ada sejak tahun 12.000 Sebelum Masehi.  Lantas bagaimana Islam memandang tato?  Sumber hukum utama dalam Islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Keduanya sebagai landasan utama umat Islam hidup. Allah swt. memberikan kita pedoman dalam menjalani hidup. Di dalam Al-Qur’an, surat An-Nisa ayat...