Hari
ketiga di Bandung, saya terkena penyakit malas ditambah lagi capek yang luar
biasa. Padahal baru juga dua hari di Bandung, udah capek banget. Belum banyak
tempat yang saya jelajahi. Dari pagi sampai jam 11 siang, saya memilih untuk
nonton di kamar, kemudian ngetik cerita pengalaman selama dua hari di Bandung.
Karena hari ketiga adalah hari Jum’at, jadi mau nggak mau ya harus mandi dan pergi
ke masjid untuk menunaikan shalat jum’at.
Setelah
juma’t, saya merasakan bosan yang amat luar biasa di kamar, saya langsung kabur
ke BIP kemudian nonton. Nah di XXI ini nih saya punya pengalaman yang super
usil. Waktu lagi nunggu film dimulai, saya duduk di salah satu pojok XXI,
ngotak-atik camdig, potret sana-sini, kemudian camdig saya ngarah ke asal suara
berisik yang amat super, udah kayak pasar aja. Setelah saya amati dengan penuh
seksama, akhirnya saya paham bahwa rombongan remaja-remaja labil yang ada di
pojok yang berlainan itu adalah fans-nya coboy junior. Mereka semua memakai
kaos berwarna putih yang bertuliskan SoniQ kalo nggak salah, saya nggak terlalu
memperhatikan tulisan yang ada di kaos mereka.
Nah
disinilah bakat iseng saya itu super banget. Saya langsung mendekati mereka
kemudian sok nanya, padahal udah tahu.
“Adek-adek
ini fans-nya Coboy Junior, ya?”
“Iya,
Kak. Emangnya kenapa?”
“Ehm,
Kakak boleh nanya, nggak?”
“Boleh,”
jawab mereka secara bersamaan.
“Coba
berikan satu alasan mengapa kalian ngefans banget dengan yang namanya coboy
junior?”
“Ganteng,
pintar, rajin shalat, dan…”
“Eitzzz
tunggu dulu, Kakak cuma minta satu alasan aja. Tadi udah lebih dari satu.”
#Mendadakhening
“Ganteng,”
jawab salah satu dari mereka.
“Pintar,”
jawab yang lainnya.
“Rajin
shalat,” jawab yang rada-rada kecil sendiri.
Ya
Tuhan, cuma gara-gara itu mereka sampai rela berisik di sini, kemudian rela
memakai kaos sebagai identitas mereka, kemudian bela-belain nonton film coboy
junior yang menurut saya ng**k banget itu.
“Kakak
boleh ngerekam kalian, nggak? Biar coboy junior tahu bahwa kalian adalah fans
mereka. Kasian dong, kalian udah capek-capek, udah ngelakuin banyak hal, tapi
mereka nggak pernah tahu kalian dan belum tentu juga mereka peduli ama kalian.”
(sampai disini saya udah kejam banget dan udah rada-rada kelewatan nih)
“Boleh
aja, Kak. Tapi rame-rame, ya.”
“Nggak
jadi deh.” Malas banget saya kalo harus ngerekam mereka haha.
Keisengan
saya nggak cuma sampai disitu, berhubung yang paling semangat menjawab tadi adalah
tiga remaja labil dengan Jilbab yang ada di kepala mereka, saya langsung deh
ceramah meski nggak diundang #parah.
“Gini,
deh, berdasarkan jawaban kalian tadi, Kakak membuat suatu kesimpulan bahwa
sebenarnya ada yang jauh lebih layak kalian idolakan ketimbang coboy junior,
dialah Nabi Muhammad Saw yang jauh lebih rajin ibadahnya ketimbang coboy
junior, yang jauh lebih pintarnya dibandingkan seluruh anggota coboy junior dan
yang jauh lebih ganteng dibandingkan mereka semua, sampai-sampai kita tidak diperbolehkan
membuat lukisan Nabi Muhammad Saw karena tidak ada yang bisa melukiskan
kesempurnaan beliau.” (Mendadak hening semua, hanya ada tiga orang yang masih
berada di hadapan saya, sementara yang lainnya sudah kembali ke posisi
masing-masing)
Setelah
menjelaskan itu semua, saya langsung kembali ke tempat duduk semula, menunggu
pintu teater dibuka. Rasanya puas bisa menjelaskan itu semua kepada
remaja-remaja labil itu. Mereka terlihat menundukkan kepalanya sewaktu lewat di
hadapan saya, wuahhaha saya usil banget nih #dijitak
Kafe Ndeso
Setelah
dari BIP, saya pergi ke Kampung Daun yang merupakan sebuah café, tempatnya
romantis nih. Tapi sayang, saya cuma sendirian #kalem. Setelah itu, saya pergi
ke Bandung Electronic Center, sempat galau juga mau beli apaan, karena memang
asal pergi aja. Rencananya sih saya mau beli DSLR gitu, tapi masih belum yakin
mau beli yang mana, karena nggak yakin mau beli apaan, akhirnya saya memutuskan
untuk kembali ke penginapan. Setelah sampai di penginapan, saya mendapat kabar
buruk haha #lebay, biaya penginapan yang tadinya 50.000, berubah mendadak jadi
100.000, untung saya cuma satu malam lagi, jadi nggak terlalu memberi pengaruh
juga hehe, soalnya dua malam sebelumnya tetap dihitung 50.000,/bed.
Inilah
kegiatan saya di hari ketiga di Bandung, sebenarnya ada banyak makanan yang
sudah saya cicipi selama seharian, kurang lebih lima tempat makan saya coba,
tapi saya malu kalo harus menceritakan kerakusan saya ini, nanti ketahuan deh
kalo saya itu makannya banyak banget J
Comments
Post a Comment
Jangan Lupa Tinggalkan Komentarnya Gan