Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2014

Bahasa Indonesia Bagi Mahasiswa Asing

Sejak awal saya di UIN Malang, saya merasakan butuh dengan bahasa Arab, akhirnya saya sengaja mengambil les private dengan salah satu mahasiswa asal Libia, namanya Ahmad. Dia mengajari saya bahasa Arab di kampus pada hari Senin dan Rabu. Sebagai imbalannya, saya mengajarinya percakapan sederhana dalam bahasa Inggris, karena sebagian besar mahasiswa-mahasiswa dari Timur Tengah tidak bisa berbahasa Inggris. Saya merasakan perubahan yang cukup signifikan dalam berbahasa Arab. Awalnya, saya sama sekali tidak berani berbicara, kini sudah mulai berani berbicara dan sedikit demi sedikit mulai merasakan perubahan dalam kemampuan memahami literatur berbahasa Arab. Setelah hampir 3 bulan bergaul dengan international students dari berbagai macam Negara, terutama yang di pasca sarjana, meski tidak sedikit juga yang saya kenal di tingkat bachelor , ada satu pertanyaan yang kemudian mengusik hati saya, apakah tidak ada persiapan bahasa Indonesia bagi mahasiswa internasional? Saya merasakan

Teruntuk Faris

Faris Ersan Arizona Kalian tentu masih ingat dengan Faris Ersan Arizona, bukan? Salah satu murid saya yang pernah saya tulis di dalam buku yang berjudul “Dear Faris – Catatan Inspirasi si Pahlawan Kecil-”. Hari ini saya dikagetkan oleh sebuah komentar salah satu rekan di salah satu status saya di Facebook. “Minta doanya, Faris bulan depan mau operasi di Bandung. Kakinya pasca kecelakaan infeksi keluar nanah terus dan mengalami pengeroposan.” Seketika saya kaget, sudah beberapa hari saya tidak berkomunikasi dengan Faris, terakhir kayaknya satu pekan yang lalu, sempat lama ngobrol, ketawa bareng, dia pun masih suka usil sama saya, dan saya mengakui, karena jarak dan juga kesibukan, saya jarang berkomunikasi dengan Faris. Dari perbincangan saya dengannya, saya tahu dia masih kuat menjalani semua ini. Dalam hidup, kita memang dihadapkan pada pilihan-pilihan yang kadang tidak mudah untuk dilalui, namun satu hal yang perlu dipercayai bahwa tugas kita adalah berusaha sebaik mungk

Merinduimu

Jarak memang membentang jauh di antara hatiku dan hatimu. Derap langkah kita tak lagi beringingan seperti dahulu, ada batas-batas yang membuat langkah kita semakin menjauh, menuju jalan masing-masing dengan cara dan aneka ragam warna jalan yang dilalui. Tapi hati kita tetap bersama meski ada jarak yang memisah. Aku disini, dengan rangkaian doa-doa suci yang kurajut untukmu, seseorang yang telah berhasil menggenggam erat cinta yang dulu berterbangan bersama waktu. Engkau hadir mewarnai gelapnya malam yang dulu seakan menjadi akhir dari perjalanan hati yang tak kunjung berlabuh, aku jatuh cinta ketika tegur sapa pertama denganmu meski tanpa suara. “Cinta, setialah pada hatiku sebagaimana kesetiaan hatiku menyebut namamu dalam doaku.” Cinta, merinduimu adalah caraku membagi rasa yang kadang lelah merayu hati. Aku mencintaimu dalam tiap rindu-rindu yang terucap di kalbu nan disana. Ada namamu yang selalu kusebut di dalam sujud panjangku, ada wajahmu yang hadir kala tangisku tump

Pantai Goa Cina

17 November 2014 Halo, selamat pagi semuanya, Ini sudah hari Senin lagi, bro, bangunnn, saatnya kuliah pagi (kucek-kucek mata yang masih mengantuk). Well, pagi ini saya mau cerita tentang kegiatan saya dan beberapa teman sekelas di hari Minggu kemarin. Baiklah, ini semacam tulisan tukang rusuh yang sengaja mengajak orang biar merasakan bahagianya kebersamaan yang saya rasakan kemarin. Entahlah, selalu ada bahagia yang menyeruak tiap kali berada di tengah-tengah sahabat-sahabat terkasih. Kemarin, setelah sebelumnya sibuk dengan tugas (lagi-lagi tugas, bro, kapan berakhirnya ini #drama), saya dan 10 orang teman akhirnya memutuskan untuk pergi jalan-jalan. Sebenarnya ide ini sudah lama, tapi nggak kunjung direalisasikan dengan alasan kesibukan. Jalan-jalan ini juga lebih tepatnya karena saya yang menjadi virus alias tukang provokasi karena pekan sebelumnya saya pergi jalan-jalan dan mereka melihat foto-foto yang saya share di jejaring sosial, jadilah semangat untuk jalan-jalan

Bale Kambang

8 November 2014 Bismillah, akhirnyaaaaa…. Setelah dua bulan saya berada di Malang dan belum sempat jalan-jalan, megeksplor keindahan Malang karena tumpukan tugas yang aduhai keren-keren itu and now goodbye books, papers, journals haha, I can go to Bale Kambang beach with my friends from rusia; Renat, Mir ‘Athoullah, dan Farhat beserta istrinya. Habis subuh si Renat udah bikin rusuh di WhatsApp sebelum keberangkatan, tiba-tiba dia bilang nggak jadi berangkat, kemudian saya telpon, dia ketawa ngakak, sambil bilang “I’m kidding” , sumpah, Renat lama-lama bikin saya naik darah, deh, akhir-akhir ini saya tidak bisa membedakan kapan dia serius, kapan dia becanda, dan kalian tahu, kan, saya ini laki-laki yang lembut, baik hati, dan rajin menabung?? #abaikan Jam tujuh pagi, kami pergi ke Bale Kambang, dari Malang kota kurang lebih memakan waktu 2 jam perjalanan, saya dibonceng Renat karena saya nggak berani bepergian jauh dengan mengendarai motor sendiri. Dari awal saya sudah bil

Mencintai Rutinitas

Sesaat setelah seminar nasional 5 November 2014 Rasanya, baru saja beberapa hari yang lalu tahun ini saya lalui, sekarang sudah hampir sampai pada ujung perjalanan di tahun ini. Begitulah kehidupan, kadang kita lupa bahwa semakin lama, semakin mendekatkan kita pada sebuah akhir, ya, perjalanan ini akan sampai pada titik akhir. Siapapun, dimanapun, dan sejauh apapun perjalanan yang telah ia lakukan, semua akan memiliki akhir. Berbicara tentang rutinitas, hari ini saya mencoba untuk berdamai dengan kacaunya jadwal kuliah. Saya mencoba untuk menebar senyum meski sebenarnya saya kecewa. Sejak pagi saya sudah bersiap diri, pergi ke kampus pusat karena menurut informasi di grouf WA, perkuliahan hari ini akan dilakukan di kampus satu. Setelah sampai kampus satu, informasi yang berbeda saya dapat dari seorang teman, kuliah jam pertama di kampus Pasca sarjana, sedangkan kuliah jam kedua di kampus pusat. Itu artinya saya harus kembali ke kampus pasca sarjana. Setelah sampai di kampus pa

A Sensitive Guy

Dalam sebuah tabloid, saya pernah membaca tentang “Pria sensitif”, disana dijelaskan bahwa A “Sensitive” Guy adalah seorang pria yang memiliki perasaan yang sangat halus, emosinya mudah terkuras, selalu menghindari tontonan yang berbau kekerasan, hal-hal kecil bisa membuatnya berempati sedemikian tinggi, lebih peka terhadap kejujuran lawan bicaranya (memiliki intuisi yang bagus untuk menilai kejujuran lawan bicaranya), memiliki apresiasi yang tinggi terhadap alam, musik, dan lain sebagainya. Sejak awal, saya menyadari, bahwa saya tipe laki-laki yang sangat sensitif. Ada banyak hal yang membuat emosi saya terkuras, saya mudah menitikkan air mata, saya sangat mudah tersentuh dengan suatu kondisi tertentu meski bagi laki-laki lain itu adalah hal biasa, saya kadang mudah tersinggung meski sebenarnya teman sedang bercanda, saya kadang tidak menerima sesuatu yang orang lakukan yang tidak sesuai dengan harapan saya pada mereka dan kadang menyalahkan diri sendiri. Ustadz Toha pernah