Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2015

Lombok: Gili Terawangan

sunrise di Gili Terawangan Hari Pertama Pukul delapan pagi kami sudah dijemput oleh travel yang akan membawa kami ke Gili Terawangan. Sarapan rada buru-buru karena habis subuh kami kembali molor karena lelah, meski sempat baca Qur’an ½ juz baru molor. Dalam perjalanan menuju Pelabuhan Bangsal, kami kembali menikmati keindahan alam raya. Sungguh luar biasa ciptaan Tuhan. Inilah kenapa saya cinta mati sama Indonesia. Keindahan alamnya itu luar biasa. Di Senggigih, saya berasa lagi nggak berada di Indonesia, karena saking banyaknya orang asing yang memenuhi jalan-jalan dan pantai. Ini belum di Gili Terawangan, loh, ya, baru Senggigih doang. Setelah sampai di Pelabuhan Bangsal, kami langsung menuju tempat penukaran tiket, kemudian naik Boat dan langsung menuju Gili Terawangan. Perjalanan kurang lebih 15-20 menitan sampai ke Gili Terawangan. Air lautnya muncrat-muncrat ke wajah. Renat nutupin kepala pake handuk, saya nutupin wajah pake topi, sedangkan istrinya Farkhad bersandar d

Lombok (Second Day)

 Jalan menuju air terjun Satu jam sebelum subuh, Farkhad sudah masuk ke kamar saya dan Renat, saya langsung ke kamar mandi, ambil wudhu, kemudian shalat tahajud sebentar. Saya baru tidur satu jam kayaknya. Renat masih tidur nyenyak di samping saya, saya biarin aja dia tidur sampai subuh. Setelah subuh, kami sarapan bareng tuan rumah, karena rencananya kami akan memulai perjalanan pagi ini sesegera mungkin. Mobil sudah siap di depan rumah, sopir juga sudah siap sambil manasin mobil. Rencana awal mau menggunakan jasa travel malah nggak jadi, karena ternyata kakak yang punya rumah mempunyai mobil lengkap dengan sopir yang siap mengantarkan kami jalan-jalan hari ini. Setelah semua dirasa siap, perjalanan pun dimulai. Well, karena saya kurang tidur, saya malah molor di mobil. Renat juga ikutan molor. Air Terjun Tiu Kelep Perjalanan menuju air terjun Sendang Gila dan Tiu Kelep cukup jauh. Untungnya kami menggunakan mobil sebagai transportasi menuju sana. Kalo pake motor, saya

Lombok (First Day)

 Sunset di daerah Banyumulek, Kerangkeng First Day Saya sudah mendarat di lombok kurang lebih pukul 12.30 waktu setempat, sementara Renat, Farkhad dan Istrinya masih dalam penerbangan menuju Lombok. Mereka bertiga dari Jakarta, sementara penerbangan saya dari Surabaya. Agenda pertama di Lombok adalah duduk lesehan di tempat pengambilan bagasi seorang diri, karena yang lain sudah selesai mengambil bagasi. Saya masih santai duduk lesehan kayak homeless sambil makan roti O yang enaknya bikin saya tambah lapar, bukannya tambah kenyang. Saya, Renat, Farkhad dan Istrinya Mau tahu berapa lama saya menunggu di Lombok International Airport ? Dua jam. Dua jam itu waktunya cukup loh buat acara resepsi pernikahan ( lost focus ), hehe. Kagak, maksud saya, dua jam itu waktu yang lama. Saya mondar-mandir, motret beberapa pegawai airport secara diam-diam, mulai dari cleaning service , penjaga toko, tukang dorong troli barang, bahkan tong sampah nggak luput dari jepretan saya. Asli ku

Banci Foto

Tuh masih seribuan yang belum dihapus, sepertinya kudu manual alias satu-satu ngapusnya #hikz  Pernah mendengar istilah keren ini? Hehe, kayaknya kalo kalian mencari di dalam KBBI, kalian nggak akan menemukan pengertian utuh dari istilah Banci Foto ini, palingan nemu satu persatu, istilah banci dan Foto, selebihnya kagak bakalan nemu *songong tingkat dewa* Saya (dulunya meski sekarang masih agak) sangat suka difoto, banget malah. Apalagi zaman-zaman masih pake camdig pocket gitu, duh narsisnya nggak ketulungan sumpah. Hari ini saya sengaja membuka kembali foto-foto saya dari sekian abad yang lalu (please Rian, lebay jangan kebangetan) kemudian saya menemukan foto-foto yang aduh saya sendiri malah malu pake banget melihat sekian banyak foto-foto itu. Saya nggak bakalan berani majang itu foto di jejaring sosial setelah umur seperempat abad gini. Beneran. Banyak banget foto yang alay super parah. Fiuhhh, ternyata saya pernah alay juga, bro *tutupin muka pake selimut* Ini bermul

Bahasa Gado-gado

Selamat tahun baru, ya, semalam saya nyenyak tidur setelah seharian jalan-jalan sama Renat, Arthur, Muhammad, Farhat and his wife, Mir ‘Athoullah (semua mereka berasal dari Rusia) kemudian dilanjutkan makan malam bersama. Jam 9 sudah pulang dan istirahat. Saya dan Renat langsung ke asrama, yang lain entah kemana, mungkin saja langsung balik ke kamar masing-masing dan menikmati suasana khusyu penuh khidmat di atas kasur (baca: tidur) hehe. Dua minggu terakhir, saya sedang mengalami masa-masa dimana saya kesusahan kapan saya harus berbicara bahasa Indonesia, kapan saya harus berbicara Bahasa Arab, kapan saya harus berbicara Bahasa Inggris, dan kapan saya harus diam (tutup mulut pake bakwan). Iya, ini saya sadari saat saya berbicara dengan sahabat sekaligus tukang rusuh di kamar, siapa lagi kalo bukan Renat *dijitak*. Renat bilang, akhir-akhir ini saya sering mencampur adukkan bahasa, kadang berbicara Bahasa Arab kemudian dicampur Inggris, Kadang bicara bahasa Inggris, kemudian dicam