Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2011

Wasiat Cinta (part 2)

Andita pun memulai ceritanya. Reza, ( suara Andita terdengar serak-serak basah saat menyebut namaku), tidak lama setelah aku menikah dengan Raka, aku sangat bahagia, bagaimana tidak, aku mendapatkan seorang suami yang begitu menyayangiku dan begitupun sebaliknya aku sangat menyayanginya dengan sepenuh hati. Ia selalu memberikan perhatian begitu besar kepadaku, apa lagi di saat aku sedang mengandung Hanisah, ia selalu mencium perutku dan seolah-olah sedang berbicara dengan jabang bayi yang ada dalam rahimku. Kebahagian itu memuncak di saat aku melahirkan Hanisah, keluarga kami seakan-akan keluarga yang paling bahagia di dunia ini, aku mempunyai seorang suami yang begitu menyayangiku serta seorang anak yang sangat lucu yang menghiasi hari-hariku.Namun semua kebahagian itu tiba-tiba berubah menjadi duka berkepanjangan hingga akhirnya Raka meninggal dunia. Saat Hanisah berumur 5 bulan, Raka pamit untuk pergi ke lokasi Bangunan yang sedang Ia kerjakan, ia berm

Wasiat Cinta (part 1)

Saat pikirku sedang melayang jauh,  tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu rumahku, dan terdengar seseorang memanggil namaku, suara itu sudah tidak asing lagi bagiku, otakku segera memutar memori yang mungkin sudah terletak di bagian bawah alam sadarku untuk mengingat suara orang yang mengetuk pintu rumahku, namun tak mampu kuingat siapa pemilik suara itu. Kubuka pintu secara perlahan dan dengan sedikit dipenuhi perasaan kaget, dan tak percaya, ternyata pemilik suara itu adalah Andita sahabat lamaku sekaligus cinta pertamaku yang tak berbalas yang sudah lama tak pernah kutahu akan kabar beritanya... ''Andita, ucapku,.. ''Ia tersenyum seraya berucap...iya, ini aku .... ... Dengan sedikit perasaan tidak percaya aku terus bertanya benarkah ini Andita...? Andita, ia seorang wanita yang dulu pernah mengisi hatiku dan kini sudah menjadi seorang ibu dari buah hatinya dan menjadi seorang istri dari sahabatku sendiri ‘ Raka

dan Cinta itu ...

Datang , meski dengan sembunyi Melihat meski hanya dari kejauhan Mendengar meski tidak sempurna Meraih hati secara perlahan tapi pasti Dan cinta itu..... Kembali setelah lama menghilang Kembali mengukir hatiku yang sudah rata akan cinta Lama memang aku tidak bertegur sapa dengannya Dan hari kemarin adalah awal cinta bersemi

Pinang daku dengan Ar Rahman

Mentari pagi masih belum beranjak pergi , namun Shofiah sudah tampak sibuk memilah-milah setelan gamis mana yang akan ia pakai untuk bertemu dengan keluarga Faiz, hari ini adalah pertemuan keluarga Shofiah dan Faiz sekaligus acara lamaran. Dag dig dug jantung wanita berkerudung ini sebagai tanda bahwa ia sudah lama menantikan hari ini tiba, sudah sekian lama ia menanti kedatangan seseorang yang akan menjadi imam dalam keluarganya. Ia tidak hanya sekedar mencari seorang suami, namun lebih dari itu, ia mencari sosok yang mampu membimbing ia dalam kehidupan dunia dan akhirat, yang nantinya akan menjadi imam di lembar demi lembar kehidupan. Faiz, ia pemuda yang pendiam, taat beribadah, dan pemuda yang sangat susah untuk ditebak. Diumurnya yang memasuki angka 28 tahun, rasanya ia sudah mulai siap untuk mengarungi bahtera rumah tangga bersama Shofiah wanita yang baru saja ia kenal. Faiz dan Shofiah diperkenalkan oleh kedua orang tua masing-masing,  dan ternyata keduanya s

Bunda

Bunda, kerap kali aku menangis bila mengingat semua yang telah engkau lakukan untukku. Hidupku telah engkau warnai dengan warna-warni kebahagiaan Tidak sedetik pun engkau rela aku merasa tidak aman Dekapanmu mampu membuatku merasa tenang. Sekarang, aku berada jauh darimu Jauh bukan berarti aku tidak merindumu Aku merindumu Bunda Aku haus akan belaianmu Dan sekarang engkau sedang terbaring lemah di kasur itu Badanmu yang dulu berisi terlihat semakin mengurus Engkau hanya bisa tersenyum Meski kadang menahan sakit yang begitu dalam. Jarak yang memisahkan kita bukan menjadi alasanku untuk tidak bersamamu Sesegera mungkin aku akan berada disampingmu Dalam tidur pun bayanganmu selalu menghantuiku Getaran dihatiku membuatku semakin merindumu Tidak mampu aku membalas semua yang telah engkau lakukan untukku Hanya satu pintaku pada Tuhan yang maha kuasa Semoga Bunda segera diberikan kesembuhan dan bisa bercanda ria bersama kami anak-anakmu Amin.

Murka

Cinta, Sadarkah engkau bahwa aku membencimu melihat wajahmu aku sudah tidak sudi apalagi bertutur sapa dengan dirimu Aku sangat membencimu Why ? Karena engkau telah berani lari dariku tanpa seizinku Cintamu tak punya etika, tak punya hati Engkau datang sesuka hati dan pergi saat cintamu merasuk dalam jiwaku. Diam , teriakku saat engkau mencoba untuk berucap. Sudah cukup rasanya aku mendengar suara lirihmu Sedu sedan tangismu tak mampu jua membuatku tersenyum. Cukup , teriakku kembali padamu Pergi saja bersama hembusan angin Terbang layaknya kapas yang terbawa arah angin dan jangan kembali. Murkaku padamu belum berakhir ini hanya sekedar sesal yang sengaja engkau buat. aku Murka dengan Cinta yang telah engkau ukir

Hidup

Pada saat mudik lebaran kemarin, saya sempat bersilaturahmi ke rumah saudara yang baru saja ditinggal suaminya, ia menangis saat pertama kali melihat kedatangan saya, ia menangis karena masih tidak percaya dengan apa yang baru saja dialaminya. Bagaimana tidak, sekarang dia adalah seorang Janda muda yang memiliki 3 orang anak-anak yang masih sangat kecil, ia bahkan belum yakin dengan apa yang akan ia lakukan dengan kehidupan yang akan ia jalani kedepannya. Saya berusaha untuk memberikan ia pegangan agar kuat menjalani kehidupan ini. Kita memang tidak pernah tahu kapan dan dimana kita akan meninggalkan dunia fana ini.  Tidak ada yang bisa menjamin bahwa siang hari nanti kita semua masih bisa menikmati makan siang bersama teman, rekan kantor, keluarga dan lain sebagainya. Gambar diatas adalah salah satu anaknya yang masih sangat kecil dan butuh kasih sayang seorang Ayah. dan melihat anak-anaknya yang sedang bermain, hati saya terenyuh dan tidak bisa membayan

Setiap anak adalah Bintang

“Setiap anak adalah Bintang” Kehadiran seorang anak dilingkungan keluarga merupakan suatu anugerah yang tidak ternilai harganya, ia merupakan anugerah ajaib yang diberikan sang pencipta kepada kita.  Tidak bisa dipungkiri, bahwa anak memberi warna tersendiri dalam keluarga kita, kehadiran mereka memberikan arti  yang tidak bisa dibandingkan dengan apapun.  Kembali kepada ungkapan diatas, ungkapan diatas sangat sering kita dengar dilingkungan sekolah tempat anak-anak kita belajar dan itu diyakini oleh para guru. Sadar atau tidak, ungkapan diatas mampu memberikan rasa percaya diri yang lebih kepada anak baik di lingkungan sekolah maupun di rumah. Namun kadang kita sebagai orang tua kerap kali lupa bahwa setiap anak itu adalah bintang, kerap kali kita membanding-bandingkan anak yang satu dengan yang lainnya dan itu bisa menurunkan harga diri dan rasa percaya diri anak. Kadang kita membuat standar yang sama terhadap anak padahal mereka berbeda. Sebagai

Rajutan Asmara

A - ku memang hanya masa lalumu yang sudah lama menghilang bersama waktu R - ajutan asmara yang sudah kurajut sedari dulu kini kembali terurai I - ngin rasanya aku kembali merajut asmara yang dulu pernah kita lalui A- ku, kamu, dan dunia menjadi saksi kisah asmara yang pernah kita bina N- amun kini, semua itu hanyalah kenangan yang entah kapan akan terulang S- elalu ada kenangan yang membuat hidup ini lebih berwarna I - tulah cinta, cinta yang membuatku gila karenamu L - ambat tapi pasti, aku berusaha menghapus semua  tentangmu dalam duniaku E - ntahlah, mungkin memang aku yang terlalu mendambakan cintamu N - amun, anganku hanyalah sebatas angan C - intamu sudah berpindah kelain hati E - ngkau tampak bahagia bersanding dengannya R - ajutan asmara ini biarlah kusimpan meski sudah terurai * Gue Bikin Puisi ini gara-gara ikutan Tantangan Master Teguh Puja

Malaikat Kecil

Beberapa menit sebelum keberangkatanku, Winda adikku yang paling kecil masih tertawa dengan lepas, bercanda dengan ponakan saya yang seumuran dengannya. Mereka berdua terlihat asik dengan kesibukan mereka, berlari kesana kemari, tertawa, kejar-kejaran. Wajah itu tampak begitu lugu dan penuh dengan kebahagiaan. Namun, semua kebahagiaan itu berupa menjadi kesedihan, saat malaikat kecilku ini melihat sebuah Bus besar yang akan membawaku ke negeri seberang. Dia menangis sejadi-jadinya saat menyadari bahwa sudah waktunya saya kembali ke rutinitas semula. Dia memelukku dengan erat seolah tidak ingin terpisah jauh dariku, tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya, dia hanya menatapku dengan penuh harap agar saya bisa tetap tinggal dan bermain bersama dengannya seperti hari-hari sebelumnya. Winda, hari ini engkau belum banyak mengerti akan semua yang terjadi, namun suatu saat engkau akan menyadari bahwa kakak pergi untuk kembali. Jika memang sudah waktunya, kakak pasti akan kembali bera

Cerita Mudik Lebaran 1432 H

26 Agustus 2011 Hari ini , saya akan melakukan mudik rutin, setiap tahun saya usahakan untuk bisa berkumpul dengan keluarga besar di kampung halaman nan jauh disana. Bus yang saya tumpangi akan membawa saya ke Jakarta. Purwokerto – Jakarta  tidaklah jauh, hanya memerlukan waktu kurang lebih 10 jam (tentunya itu kalo sedang tidak macet), tapi nampaknya kali ini perjalanan saya menuju Jakarta sedikit memerlukan tenaga ekstra, jam 06.45 pagi saya berangkat dari Purwokerto, dan baru tiba di Jakarta pukul 19.37.  Saya sengaja memilih untuk istirahat di Jakarta, sekalian bertemu dengan teman-teman zaman kuliah dahulu, setelah puas melepas rindu dengan teman-teman di asrama, saya kembali melanjutkan perjalanan menuju Bengkulu. 28 Agustus 2011 Jam di tangan menunjukkan pukul 05.07 pagi hari, saya segera mencari taxi dan langsung menuju terminal Kali Deres, di tiket yang saya beli tertulis bahwa seluruh penumpang harus sudah berkumpul sebelum jam 08.00. tentunya saya tidak ingin menjad