Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2014

Rutinitas Baru Sebagai Mahasiswa

Tahun silih berganti, perjalanan hidup saya pun kian berganti. Sejak mengundurkan diri dari Al Irsyad, melepaskan sepotong hati disana, rutinitas keseharian saya pun ikut berubah. Biasanya, pagi hari saya sudah harus siap-siap ke sekolah, untuk menyambut kedatangan mereka, anak-anak yang selalu mempunyai cerita indah tersendiri. Sekarang semua menjadi berbeda. Kini, sudah 1,5 bulan saya menjalani rutinitas yang berbeda dari apa yang saya lakukan selama 3 tahun belakangan. Rutinitas mengajar tentu saja sudah tidak ada lagi, yang ada hanya kesibukan dengan sederet tugas kuliah yang meminta untuk diselesaikan. Kini, tidak ada lagi canda tawa anak-anak seperti saat saya masih menjadi Guru, yang ada hanya sahabat-sahabat yang baru saya kenal dalam satu bulan terakhir dan persahabatan kami cukup terjalin erat, saling menguatkan satu sama lain, saling membantu satu sama lain, dan tentu saja semua kehidupan menjadi mahasiswa lagi membawa cerita bahagia tersendiri. Teman-teman di kelas say

Ponpes Al Irsyad Batu – Jatim

19 September 2014 Hari-hari menjadi Mahasiswa itu ternyata sibuk, kesibukannya tidak lain dengan literatur-literatur yang tebalnya itu cocok buat ganjel pintu kamar kosan. Ah iya, saya belum cerita tentang kisah saya yang sekarang menjadi anak kosan, ya? Haha kisah jadi anak kosan itu ya nggak jauh-jauh lah dari yang namanya hidup prihatin. Sekarang saya tidak mau cerita tentang kehidupan saya di kosan, ya, itu udah biasa. Sekarang saya sudah mulai banyak kenal dengan orang-orang di sekitar, sudah kenal dengan Pimpinan Muhammadiyah Batu, Pimpinan pondok-pondok Pesantren yang ada di sekitar Batu beserta dewan asatidznya, dan juga masyarakat sekitar. Setelah sekian abad saya nggak jadi muadzin, sekarang saya jadi muadzin di dekat kosan haha, biasanya jadi Imam, sekarang muadzin. Masyarakat di sekitar sini baik-baik semua, saya berasa kayak punya orang tua. Ibu kosan juga baik (ih, malah curhat masalah kosan lagi). Saya pernah dikira Wahabi karena kalo shalat selalu pakai gamis p

Dear Pesma

Kurang lebih sudah 3 Minggu saya hengkang dari Mafaza karena melanjutkan Studi di Pascasarjana UIN Malang. Sejak awal, saya memang sudah mewanti-wanti pada anak-anak di Pesantren Mafaza untuk tetap melakukan kebiasaan-kebiasaan baik yang sudah saya tanamkan pada mereka selama ini. Tentu ada air mata yang menemani kepergian saya dari Mafaza. Di mafaza lah saya belajar menjadi lebih dewasa, mulai berbaur, mulai menjalin hubungan baik dengan anak-anak Mafaza, dan juga mulai memperbaiki kualitas ibadah kepada Allah SWT. Ada banyak hal yang Allah berikan pada saya selama berada di Mafaza, terutama saat menemani para santri yang ada di Mafaza. Nah, beberapa hari terakhir, ada banyak yang sms, WhatsApp, inbox di Facebook, BBM ataupun melalui skype. Tri Irawan, Jovi, Yoko, Eko sudah sejak beberapa waktu yang lalu berbagi cerita tentang kondisi mereka di pesma saat ini. Seperti pagi ini, saya menyapa Nasir melalui facebook. Kemudian menanyakan bagaimana Mafaza. Berikut jawaban Nasir; “

To Win a War You Have to Start One

6 September 2014 Hari ini adalah orientasi program studi mahasiswa baru Pascasarjana. Sedari pagi saya sudah excited banget untuk hari ini. Maklum, secara sudah tiga tahun lamanya saya mempersiapkan ini semua, menjalani proses yang tidak mudah. Sudah seminggu saya berada di Batu, merasakan dinginnya yang luar biasa. Suhu di pagi hari bisa sampai di bawah 20’ C dan saya masih nekad mandi menjelang subuh. Mungkin karena sudah kebiasaan saya yang sejak dulu rajin mandi sebelum subuh, jadinya masih penyesuaian dengan cuaca yang cukup berbeda. Masyarakat di Indonesia beberapa waktu lalu cukup resah dengan adanya tulisan di spanduk orientasi mahasiswa baru di UIN Surabaya. Ada tulisan “Tuhan Membusuk” yang kemudian tersebar luas. Saya tidak menemukan hal-hal aneh saat orientasi di sini, di program sarjana pun saya tidak menemukan hal-hal aneh. Semangat di awal-awal study memang luar biasa, semoga tetap semangat hingga proses study ini selesai, dan bisa mengabdikan diri untuk mendidi

Bahasa Arab di UIN Malang

4 September 2014 Hari ini, saya silaturahmi ke Ma’had Sunan Ampel Al-Ali, yang merupakan asrama bagi seluruh mahasiswa baru UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Sekian banyak mahasiswa baru, baik putra maupun putri diwajibkan menetap di asrama, dan wajib mengikuti semua aturan yang berlaku. Asrama putra dan putri tentu saja dibedakan. Di dalam asrama ini, mereka diajarkan tentang keislaman, dibina dengan baik, demi mempersiapkan generasi penerus yang lebih baik. Saya rasa ini adalah salah satu cara yang baik, menjaga dan mempersiapkan generasi muda muslim, agar menjadi pemuda-pemudi yang dirindukan surga. Mereka diajarkan membaca Al Quran, dan juga menghafal. Saat ke UIN Pusat, ada pemandangan yang sangat menyentuh hati saya. Saya melihat sekian banyak mahasiswa yang duduk dalam bentuk lingkaran-lingkaran kecil di sekitar kampus, dipandu oleh seorang Mu’allim. Saya memotret kegiatan mereka, sambil berusaha mendengarkan apa yang sedang mereka pelajari. Saya menghampiri salah seora