Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2015

Etika Melihat Wanita Yang Dilamar

Saya mencoba mengingat kembali, ketika saya akhirnya memberanikan diri melamar seorang wanita yang sebenarnya sudah lama saya kenal dari jauh. Saya katakan dari jauh, karena tidak pernah ada komunikasi di antara kami. Setelah 1,5 tahun saya mencoba untuk menahan diri karena saat itu belum berani untuk maju melamarnya, akhirnya saya memberanikan diri untuk datang menemui kedua orangtuanya dan menyatakan keinginan saya untuk melamar putri mereka. Saya masih ingat dengan baik cucuran keringat yang membasahi wajah, kemudian membuat baju yang saya pakai menjadi lembab. Saya masih ingat dengan baik betapa nervous sangat menyiksa saya saat itu, yang nyaris merusak semua kata-kata yang sudah saya siapkan sejak jauh-jauh hari. Saya masih ingat bagaimana sikap saya ketika tidak bisa menjawab beberapa pertanyaan dari wali wanita yang saya lamar. Tapi, meski awalnya rada berat dan penuh perasaan tidak percaya diri, lamaran saya akhirnya diterima. Setelah lamaran diterima, kemudian dia

Wafat Yang Indah: Selamat Jalan, Kakek

selamat jalan, kakek “Seabai apa pun sikap kita pada putaran waktu, perjalanan ini hanyalah menuju pulang. Berkemaslah dengan benar. Bersiaplah selalu untuk pulang.” ( Dear Faris: hal. 45) Kehidupan ini tidaklah abadi, akan ada akhir bagi semua yang hidup. Kematian memang misteri, namun hadirnya pasti. Kita tidak pernah tahu kapan, dimana, atau bagaimana kondisi kita ketika ajal sudah datang menjemput. Semua adalah rahasia Ilahi Rabbi, Allah, Tuhan Semesta Alam. Maka, selayaknya perjalanan ini diisi dengan amal kebaikan yang akan dijadikan bekal berpulang ke sisi Tuhan Yang Maha Esa. Hari ini, Jum’at Mubarakah, tepat pada tanggal 10 Muharram, kakek saya kembali ke sisi Allah SWT. “Wafat Yang Indah,” begitu komentar beberapa teman di WhatsApp. Amin, ya, Rabb. Semoga surga menjadi tempatmu berpulang, Kakek. Bagi saya, kakek adalah sosok yang sangat sederhana. Ia mendidik saya dengan cara yang sangat sederhana namun tetap penuh arti. Saya dan kakek bisa mengha