Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2013

Dear My Secret Admirer

Pernah dapat email nggak jelas dari seseorang? Seseorang yang mengaku mengenalmu dengan baik meski dalam diam? Seseorang yang mengaku bahwa dia mencintaimu meski enggan menampakkan diri di hadapanmu? Seseorang yang entah siapa kemudian tiba-tiba mengirimu kata-kata romantis? Pernah? Coba baca pesan yang dikirim dari seseorang yang mengaku mengenal saya di bawah ini : “ Di keramaian aku pernah berteriak kepadamu dalam hati " Aku mencintaimu !", namun dirimu tak pernah mendengarkannya. Aku selalu ada di belakangmu, tanpa pernah punya nyali untuk berdiri menghadapmu dan mengaku. Biarlah ini menjadi kelakar yang memalukan, asal kau tahu, asal kau tahu.  Cukup bagiku, saat kau tahu. ” Siapapun anda, tidak baik bersikap seperti ini. Apa salahnya mengaku dengan jujur siapa diri Anda sebenarnya? Bukankah dengan mengakui sejujurnya, rasa yang ada di dalam hatimu akan lebih tenang?   Selain pesan di atas, ada lagi pesan yang lain:  

Trauma Masa Lalu

Bagi mereka yang tidak tahu tentangku, mereka akan mengatakan bahwa keputusan yang telah lama kuyakini ini adalah keputusan terburuk yang pernah mereka dengar. Namun bagi mereka yang tahu persis tentang perjalanan hidupku meniti cinta, mereka akan mengerti mengapa akhirnya aku memilih untuk “tidak menikah”. Sahabat-sahabatku selalu berusaha untuk mencari pasangan hidup yang bisa membimbing mereka menjadi lebih baik. Laki-laki baik, shaleh, lembut, penuh kasih sayang, romantis dan sabar menjadi sebagian dari sekian banyak kriteria calon suami yang mereka inginkan. Bagiku? Aku sudah menghapus sekian banyak kriteria yang dulu pernah kujadikan tolak ukur bagi laki-laki yang ingin menjadi pendamping hidupku. Jangan engkau tanyakan lagi, laki-laki seperti apa sebenarnya yang kuinginkan. Karena aku sudah menutup rapat-rapat pintu hatiku. Aku sudah mati rasa dengan yang namannya laki-laki. Sudah sejak lama aku mengakhiri perjalanan cintaku dan aku tidak ingin membuka kembali luka yang

Ayah, Doaku Menyertaimu

Aku menoleh untuk kesekian kalinya, melihat raut wajah Ayah, Ibu, dan keluarga besar yang menghantarkanku ke Bandara Fatmawati Bengkulu. Wajah-wajah mereka kutatap satu persatu, ada air mata yang basah di ujung mata mereka, ada lambaian tangan yang ditujukan untukku. Aku tetap melangkah, kemudian tersenyum kepada mereka semua. Aku pergi untuk kembali, bukan pergi untuk selamanya. Aku pergi dalam rangka menjalankan perintah Allah SWT., untuk menuntut ilmu. “Jaga dirimu baik-baik, Nak. Jangan lupa shalat. Inggris adalah Negara yang jauh dari tanah air. Pegang teguh agamamu, Insya Allah semua akan baik-baik saja.” Begitulah pesan Ayah sebelum melepas kepergianku. Ayah tidak banyak bicara, hanya memelukku, kemudian meyakinkanku bahwa inilah jalan terbaik yang memang sudah Allah SWT., takdirkan. Aku akan belajar di sebuah Negara yang telah lama ingin kudatangi. Aku selalu menulis di daftar mimpiku, bahwa aku akan belajar ke luar negeri. Banyak yang mencibirku karena bermimpi ter

Adam dan Hawa

“Aku jatuh cinta, bro,” ucapku sambil menatap langit malam yang gelap. “Ya, bagus, itu namanya lo normal.” Jawab Raihan sambil memainkan gadget di tangannya. “Tapi, Aku jatuh cinta ama salah satu muridku sendiri.” “ What? Are you sure? ” Raihan mengambil posisi lebih dekat di hadapanku, kemudian meraba keningku seolah-olah memastikan bahwa aku benar-benar dalam keadaan sadar mengucapkan itu semua. “Iya, Aku jatuh cinta ama Hawa, salah satu murid di kelas 9.” “Ah, gawat ni orang. Bisa-bisa lo kena labrak ama orangtuanya kalo sampe ketahuan.” “Lo itu, bisanya cuma nakut-nakutin doang. Aku kan nggak ngelakuin apa-apa ama tu anak, Aku cuma bilang tentang apa yang Aku rasain sekarang. Ah, lo itu jadi sahabat nggak ada pekanya.” “Iya, deh Pak Guru, maaf. Tapi, menurut gue aneh aja gitu, kok bisa-bisanya lo jatuh cinta ama murid sendiri yang jelas-jelas beda umurnya jauh banget. Setidaknya umur lo dengan tu anak terpaut 10 tahun lebih. Lo bayangin, 10 tahun. Emang mau lo m