Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2013

Bersabar Dalam Penantian

  Saya mengajar di sekolah yang sebagian besar guru-gurunya adalah mereka yang belum menikah. Kalian bisa bayangkan ada berapa banyak rekan kerja saya yang juga belum menikah. Ada salah satu program sekolah untuk meningkatkan pemahaman para guru dalam hal ketaatan kepada Allah Swt. Program itu adalah halaqah . Satu pekan sekali, kami dibagi dalam beberapa kelompok kecil; ada seorang musyrif (ketua kelompok), ada seorang mu’allim (pemateri) dan beberapa guru sebagai anggota.             Beberapa semester sebelumnya, saya selalu digabungkan dengan kelompok guru-guru yang masih bujangan, dan itu sukses membuat kelompok saya itu sebagai kelompok paling sering galau karena sering dijadikan bahan candaan para mu’allim dan rekan lain yang sudah menikah. Kadang saya bercanda dengan teman-teman satu kelompok, “kayaknya kita memang sengaja dijadikan satu kelompok, biar galau berjamaah”. Candaan saya diikuti oleh derai tawa semua yang hadir.             Ada salah satu mu’allim yang

Diakah Jodohku?

Suatu ketika, ada seseorang yang menghampiri saya, mengajak saya berbincang di salah satu pojok masjid. Kebetulan saat itu saya baru selesai mengimami shalat maghrib di masjid. Beliau adalah salah satu guru saya, yang selama ini membimbing saya menghafal Al Quran. Beliau tersenyum, mengucap salam dan menjabat tangan saya hangat. Saya tersenyum, dan menjawab salamnya.             Berbicara dengan seorang guru, kadang membuat saya dag dig dug nggak jelas. Saya merasa ada sesuatu yang akan beliau bicarakan. Tidak biasanya beliau mengajak saya berbicara secara pribadi. Biasanya kami hanya berbincang sebentar selepas shalat, itu pun hanya bertanya kabar. Selebihnya bisa dibilang jarang terjadi perbincangan secara khusus.             Beliau memulai perbincangan.             “Umur antum sudah berapa, Ustaz?” saya memang biasanya dipanggil ustaz baik oleh anak-anak di sekolah, maupun jamaah di masjid.             “Saya sudah 22 tahun, Ustaz.”             “Sudah ada rencana untuk

Kriteria Calon Suami/Istri Yang Baik

  Adakah yang mengharapkan memiliki pasangan (jodoh) dengan orang-orang yang tidak baik? Saya rasa tidak ada. Saya sendiri mendamba pasangan hidup yang baik, yang akan bersama-sama meniti jalan hidup yang telah Allah gariskan. Saya ingin memiliki pasangan yang mencintai Tuhannya melebihi cintanya kepada makhluk. Tidak ada salahnya mengharapkan jodoh yang terbaik untuk kita, karena bersamanyalah kita akan membangun bahtera rumah tangga yang diridhai oleh-Nya. Akan tetapi perlu diingat, hanya sekedar berharap saja tidaklah cukup. Boleh berharap, tapi harus sadar diri. Jangan hanya mendambakan pasangan hidup yang baik, tanpa mau berusaha untuk menjadi baik. Bukankah tidak seimbang jika yang satu rajin shalat, sedangkan yang satunya masih susah untuk diajak shalat? Bukankah indah jika bisa bersama-sama sujud di hadapan Allah Swt di malam-malam-Nya?             Teruntukmu wahai saudariku, pilihlah calon suami yang mempunyai agama dan akhlak yang baik. Dengan demikian, dia akan mencin