Salam.
Tiga hari terakhir, saya lagi banyak kerjaan (baca: tugas kuliah ama jalan-jalan,
hehe). Kebetulan Reimer, sahabat saya dari Rotterdam-Holland sedang berkunjung
ke Malang. Sebagai sahabat yang baik, tentunya saya mau mengajak dia
menjelajahi Malang dan sekitarnya, dong, hehe. Sejak Minggu saya sudah menemani
Reimer jalan-jalan. Saya hanya menemai ketika kuliah sudah selesai aja, sih. Biasanya
dari ashar sampai malam. Nah, selain kelayapan di Malang, saya mengajak Reimer
untuk menikmati keindahan pemandangan dari atas ketinggian Gunung Banyak yang
merupakan tempat bagi kamu yang berani uji nyali untuk terbang dari ketinggian
dengan bantuan parasut atau biasa dikenal dengan Paralayang.
Paragliding
in Batu is a perfect place to fly and pampered yourself in Batu. Kota batu
memang menyimpan aneka tempat wisata yang indah, terlebih kota ini terletak di
dataran tinggi dengan udaranya yang sejuk menusuk ke kulit. Pastikan kamu
memakain jaket ketika sedang berkunjung ke Paralayang.
Saya bukan
tipe orang yang berani mencoba olahraga paralayang ini, maklum, saya itu cuma
berani gangguin anak kucing tetangga aja, sih, kalo kudu lompat dari ketinggian
dengan bantuan Parasut, saya masih belum punya nyali. Maybe next time, I will
try paragliding with my wife haha. Makanya, saya lebih suka pergi ke Paralayang
di malam hari. Sini, biar saya kasih tahu betapa cantiknya pemandangan kota
Batu dan Malang dari ketinggian Bukit Banyak meski hasil potretan saya
kebanyakan ancur banget haha.
Saya
menjemput Reimer di Hostel kurang lebih pukul 16.30, kemudian langsung menuju
ke Gunung Banyak. Saya memang sengaja mengajak sahabat saya ini untuk melihat beautiful
view at night in Paralayang. Dari kota Batu, Paralayang ini tidak terlalu jauh,
kami hanya harus menempuh perjalanan kurang lebih 20 menitan saja dengan jalan
yang sudah cukup bagus, meski harus mengendarai sepeda motor dengan kondisi
jalan yang berkelok dan tentu saja mendaki, karena kami akan menuju puncak
Gunung Banyak untuk bisa menyaksikan keindahan kota Batu dengan cahaya lampu
yang membuat saya dan Reimer berdecak kagum dan betah berlama-lama menikmati
keindahan yang ada di hadapan kami.
Untuk bisa
ke Paralayang, kamu bisa menggunakan sepeda motor maupun mobil, tapi harus
hati-hati, karena jalan menuju ke Paralayang tidak semuanya bagus, ada yang
kondisinya rusak parah dan memerlukan kehati-hatian untuk bisa melaluinya,
karena penerangan hanya mengandalkan lampu kendaraan. Tapi jangan khawatir, di
Paralayang sudah ada beberapa warung lengkap dengan cahaya lampu, jadi kamu
bisa duduk-duduk di depan warung, atau duduk di tempat yang temaram.
Pada saat
pertama datang, kondisi Paralayang sedang diselimuti kabut, jadi Reimer memutuskan untuk makan malam terlebih
dahulu. Reimer makan nasi pake rica-rica, sedangkan saya menjadi pengganggu dia
pas makan, karena sebelum berangkat saya sudah makan. And we were so lucky,
tidak lama kemudian, kabut menghilang dan kami bisa melihat pemandangan yang
luar biasa di atas ketinggian meski udaranya dingin banget.
Meski
malam hari, Paralayang banyak dikunjungi oleh para wisatawan. Sepertinya
semakin malam semakin ramai. Kebanyakan pengunjung datang bersama pasangan
masing-masing, deh, kayaknya (hipotesis ngawur ini). Soalnya, banyak banget
yang duduk berduaan, haha, saya dan Reimer cuma jadi penonton kemudian
mengambil posisi paling depan dari yang lainnya. Meski tidak membawa pasangan
alias istri (eh, gue kan emang belum nikah *tepok jidat* setidaknya ada Reimer
yang bisa disuruh motret #plak.
Di
Paralayang ini, ada juga beberapa Tree House yang bisa kamu jadikan tempat
untuk bermalam. Menurut beberapa orang yang saya tanyai, sunrise di Paralayang
ternyata bagus, sepertinya saya harus mencoba untuk menginap di tree house dan
menyaksikan sendiri keindahan pagi saat matahari muncul dari celah-celah
dedaunan yang rimbun. It will be good if I can stay there with the one that I
love, hehe. Reimer bilang, that is not tree house, but free tree house, lol.
Saya dan
Reimer, dan juga sekian banyak pengunjung yang lain merasakan betapa cantiknya
pemandangan dari Paralayang. Kami bisa melihat dengan jelas kerlap-kerlip lampu
di bawah sana. Rasanya saya ingin duduk di sana sampai pagi, deh, tapi saya
nggak kuat sama udaranya yang dingin banget. Tertarik untuk ke Paralayang? You
should go there and enjoy a beautiful view at Paralayang.
Setelah
dirasa cukup, karena udara semakin dingin, saya dan Reimer memutuskan untuk
pulang. Karena keesokan harinya, Reimer akan melanjutkan perjalanannya ke Bali.
No matter wherever you go, you meet friendly people. Meski saya dan Reimer
kembali akan berpisah dengan jarak yang cukup jauh membentang antara
Indonesia-Holland, persahabatan tetap akan dijaga dengan baik. I will see you
again, Reimer.
Oh ya, bagi kamu yang mau mencoba
Wisata Paralayang, siapkan kocek 350.000,-600.000, tergantung paket yang kamu
pilih. Kalo untuk stay di tree house, siapin ajak dana 350.000,/night.
Sedangkan memasuki lokasi wisata Paralayang, kamu hanya perlu membayar uang
masuk 5.000,/orang dan untuk parkir juga 5.000, murah, bukan? Jadi nggak perlu
uang banyak untuk menyaksikan pemandangan cantik yang ada di Paralayang.
Di kota gue juga ada... Ngeliatin kota dari atas bukit saat malam hari. Walaupun jujur, lampunya nggak sebanyak malang... Uooo
ReplyDeletehahaha lo bikin aja lampu sebanyak mungkin wkwkw
Deletecantiknya pemandangan dari Paralayang
ReplyDeletepengen kesana huhu
yuk kesana :p
DeleteMahal juga ya. Harganya.
ReplyDeleteBegitulah hehe
ReplyDeleteharga masuknya murah banget ya cuma goceng perorang
ReplyDeleteyupz murah dan bisa mendapatkan pemandangan yg luar biasa :)
Deletewah ga bisa mbayangin mas. udah paralayang, malam-malam pula.
ReplyDeletehaha paralayangnya siaang
DeleteBagus banget O_o kayak di pelem-pelem. *gak pernah ke bukit pas malem*
ReplyDeleteItu bule jauh-jauh udah nyampe ke Paralayang aja, saya yang Indonesia malah gak pernah. :| didoain napa, Om, biar saya bisa wisataan ke situ. doa orang sholeh kan mujarab. x)
Hahaha, tak doain bisa kesana ama istri.
DeleteGurunya ganteng
ReplyDelete*salah fokus*
*lupa kelamin sendiri*
Kunjungan pertama, gan!
Hahaha kamu salah lapakkkk
DeleteBagus banget pemandangannya.. :D Di Medan ada sih kayak gitu jugak, cumak ngga terlalu banyak lampu-lampunya :P
ReplyDeleteKamu bawa lampu yg banyak aja pas ke bukitnya haha
Deleteijin share mas :)
ReplyDeletesilahkan
Deletewaduh bagus banget pemandanganya mas :)
ReplyDeleteaku juga pernah kesana tapi sayang pas siang hari, jadi lampu"nya masih pada tidur :D
ReplyDelete