Laki-laki berusia senja itu terus menangis, mendengar ocehan menantunya yang terus menusuk ke dalam hatinya. Kata-kata yang diucapkan oleh menantunya itu begitu memilukan hatinya. Ia terus menangis. Sementara laki-laki tua renta itu menangis, wanita yang sedari tadi sibuk dengan amarahnya membalut semua pakaian mertuanya dengan sehelai kain kemudian melemparkannya ke hadapan laki-laki paruh baya di hadapannya. “Pergi dari sini, dan silahkan cari tempat tinggal lain. Bapak bisa tinggal di rumah anak Bapak yang lain. Mala tidak ingin melihat Bapak di rumah ini lagi.” Mendengar ucapan menantunya, sang kakek hanya bisa diam sambil menyeka air matanya yang tak kunjung berhenti. Anak laki-laki sang kakek tidak mampu berbuat apa-apa. Dia hanya melihat istrinya yang kerasukan memarahi ayahnya yang sudah renta, dan itu sudah menjadi kejadian biasa di hadapannya. Ia sudah tidak tahu harus berbuat apa lagi untuk menghentikan amarah istrinya yang kerap kali meledak hanya karena masalah-