Dok. SMP Al Irsyad Purwokerto
Santun, pendiam, murah
senyum, sedikit pemalu dan cerdas, itulah ciri khas dari sosoknya. Perawakannya
yang santun membuat dia dicintai oleh kawan-kawannya. Ia baik, tidak banyak
tingkah dan apa adanya. Selukis senyum selalu ada di wajah mungilnya.
Fauzan Andika Setiaji, itulah nama lengkapnya. Saya biasa
memanggilnya Fauzan. Ia adalah putra kelahiran Banyumas, 21 Maret 1999. Ia
lahir dari seorang ibu yang bernama Mujia Astuti. Ayahnya bernama Setiono. Ia
anak kedua dari dua bersaudara.
Fauzan adalah seorang satria sejati. Ia adalah satria
yang rendah hati dengan banyak prestasi. Coba lihat wajahnya, tidak ada raut
wajah kesombongan di wajahnya, melainkan hanya senyum tulus yang menghiasi
wajah mungilnya. Fauzan adalah sang juara yang tidak sombong.
Jika melihatnya pertama kali, kalian tidak akan tahu
bahwa dia adalah seorang pemenang di berbagai macam ajang lomba taekwondo. Saya
mengenalnya hampir dua tahun lamanya, dan di dalam dua tahun itu, ia sudah
mencapai berbagai macam prestasi, baik tingkat Kabupaten, Propinsi bahkan
Nasional. Ia adalah murid yang hebat dengan bakat yang hebat.
Ada banyak orang yang pandai, memiliki prestasi yang
tinggi, dan tetap rendah hati. Namun tidak sedikit juga orang yang memiliki
segudang prestasi, namun lupa diri, penuh dengan kesombongan karena prestasi
yang didapat. Tapi tidak dengan Fauzan, meski ia memiliki segudang prestasi, dia
tetaplah Fauzan, seorang anak yang berbakti, mudah senyum, dan rendah hati.
Fauzan itu seperti padi, kian berisi kian merunduk.
Semakin banyak kejuaraan taekwondo yang ia menangkan, ia semakin rendah hati.
Saya sering berbincang dengannya, bertanya banyak hal tentang pengalamannya
selama mengikuti berbagai macam kejuaraan taekwondo. Ia bercerita dengan penuh
semangat, dan tetap dengan ciri khasnya berupa selukis senyum di wajahnya.
“Aku latihan setiap sore, Ustaz. Mulai pukul 15.30 sampai
18.00,” ucapnya di suatu kesempatan.
Aku semakin mengerti kunci keberhasilannya. Kerja keras
yang ia lakukan menjadi kunci keberhasilannya.
“Selain latihan, tentu diiringi dengan doa, Ustaz.”
Lanjutnya lagi.
Saya setuju dengan apa yang ia ucapkan. Untuk mencapai
sesuatu, memang diperlukan usaha untuk mencapai apa yang kita inginkan. Selain
usaha, harus disertai dengan doa kepada Allah Swt, selaku Tuhan Yang Mahakuasa.
Tidak ada sesuatu yang terjadi di alam raya ini tanpa seizin-Nya.
“Cita-cita Mas Fauzan mau jadi apa?”
“Mau jadi polisi, Ustaz,” jawabnya mantap.
Kami melanjutkan perbincangan, sementara matahari semakin
terik saja. Tapi lihatlah wajah sang juara ini, wajah yang teduh dan membuat
saya betah berlama-lama duduk dengannya, berbagi cerita, tawa, dan bahagia.
Pada suatu kesempatan, saat sedang di perpustakaan
sekolah, saya mencoba untuk meminta pendapat dari beberapa guru yang pernah
mengajar Fauzan Andika Setiaji, dan mereka semua sepakat mengatakan bahwa:
“Fauzan adalah anak yang santun, dan rendah
hati, meski ia memiliki banyak prestasi di bidangnya.”
Pendapat mereka sama seperti apa yang saya rasakan. Fauzan
anak yang sangat santun dan hormat pada gurunya. Tidak hanya di bidang
taekwondo saja, namun segi akademiknya juga bagus.
Berikut beberapa prestasi yang pernah diraihnya:
2008
Ø
Juara 1 Banyumas Open dan Atlet Terbaik
Ø
Juara 1 Sleman Bupati Cup
Ø
Juara 1 Baurekso Champ Kendal dan
Atlet Terbaik
Ø
Juara 1 POPDA SD Tingkat Propinsi
Ø
Juara 1 Bekasi Open
2010
Ø
Juara 1 UKDW (Universitas Kristen Duta Wacana)
Ø
Juara 1 PMS Open
Ø
Juara 3 Sragen
Ø
Juara 3 POPDA SD Tingkat Propinsi
2011
Ø
Juara 1 Tugu Muda
Ø
Juara 1 Gubernur Cup 3
2012
Ø
Juara 1 Pekalongan
Ø
Juara 1 Rektor UMP dan Atlet Terbaik
Ø
Juara 1 Jogja
Ø
Juara 1 Student Champion Bekasi
Ø
Juara 1 POPDA Kabupaten
Ø
Juara 1 POPDA Karesidenan
Ø
Juara 1 POPDA Propinsi
Ø
Juara 1 POMSAE Tingkat Kabupaten
2013
Ø
Juara 1 Taekwondo Sejawa Bali di Pemalang
Wah banyak
sekali prestasinya, ya? Saya sampai pegel
menuliskannya.
Lihatlah Fauzan, dengan prestasi yang ia raih, tidak
membuatnya lupa diri. Allah sangat mencintai hamba-Nya yang rendah hati, Ia
sangat tidak menyukai hamba-Nya yang sombong.
Perlu untuk diingat, bahwa niat ditambah dengan usaha
akan mewujudkan sebuah hasil. Tapi yang terpenting bukanlah hasil, melainkan
niat yang tulus dan kesungguhan dalam berusah lah yang terpenting.
“Selalu yakin bahwa
Tuhan selalu ada bersama orang-orang yang mau berusaha dan berdoa.”
Comments
Post a Comment
Jangan Lupa Tinggalkan Komentarnya Gan