Skip to main content

Di Bawah Lindungan Ka'bah

Pagi tadi, saya sempatkan mendownload film yang sebenarnya sudah lama pengen saya tonton. Setelah membaca novelnya, rasanya kurang afdhol kalo saya tidak menonton filmnya. Novel yang saya maksud adalah “Di Bawah Lindungan Ka’bah” karya “Buya Hamka”. Saya termasuk pengagum sosok Buya Hamka, oleh karena itu, saya ingin tahu bagaimana jadinya novel “Di Bawah Lindungan Ka’bah” bila di filmkan.

Dan inilah pendapat saya setelah menonton filmnya :

Dari segi sinematografis film ini bagus, film ini juga berhasil menggambarkan Padang pada tahun 1920an. Akan tetapi entah kenapa saya sama sekali tidak tersentuh dengan film ini, saya tidak mengatakan film ini jelek, toh semua orang mempunyai penilaian tersendiri terhadap karya orang lain, dan saya menghargai karya ini dengan menonton meski dengan mendownload gratisan #plak.

Pada saat membaca novel “Di Bawah Lindungan Ka’bah”, saya bisa sangat tersentuh dan meneteskan air mata, akan tetapi pada saat nonton filmnya barusan, entah mengapa saya tidak  tersentuh sama sekali. Saya juga rada aneh dengan adanya adegan Zaenab yang jatuh ke sungai dan kemudian diselamatkan oleh Hamid dan diberi bantuan napas (mouth to mouth). Oleh karena Hamid mencium Zaenab, Ia akhirnya dihukum untuk pergi dari kampung. Padahal, seingat saya, dan memang bener-bener ingat, Hamid pergi dari kampung bukan karna itu, akan tetapi ia pergi karena hatinya tidak kuat mengetahui Zaenab yang dijodohkan dengan Arifin.
Saya juga merasa terganggu dengan adanya iklan beberapa produk yang ditampilkan dan dishoot dengan jelas di dalam film, produk apa yang saya maksud?, silahkan tonton sendiri. #kalem.

Kemudian, saya juga kecewa dengan tokoh Hamid pada saat membaca ayat terakhir surat “Yaasin”Fasubhaanalladzii Biyadihii Malakuutu Kullu Syaiwwailaihi Turja’uun” di masjid tidak lama setelah Ibunya meninggal dunia. Seharusnya dia membaca “Fasubhaanalladzii Biyadihii Malakuutu Kulli Syaiwwailaihi Turja’uun” bukan “Fasubhaanalladzii Biyadihii Malakuutu Kullu Syaiwwailaihi Turja’uun”.

Mengetahui kesalahan orang lain itu memang lebih mudah dari pada kesalahan sendiri (baru sadar lo hehe). Disini saya tidak menyalahkan, saya hanya ingin berbicara sesuai dengan apa yang saya tahu, dan pengetahuan yang saya tulis di atas tentunya dengan bukti, saya punya novelnya, dan saya tahu ayat-ayat yang dibaca di dalam film tersebut (tolong jangan jitak saya haha).

Film kan tidak meski harus sama persis dengan Novelnya. Ok, saya juga tidak memaksa atau marah karena tidak sama, saya hanya menuliskan pendapat saya setelah menonton film ini, toh saya masih boleh memberikan komentar kan ?, setidaknya saya hanya ingin agar untuk selanjutnya, jika memang ingin membuat film yang menampilkan nilai Keagamaan yang kuat, tidak salahnya sebagai salah satu pertimbangan adalah Aktor atau Aktris bisa membaca dengan baik Al Qur’an, tidak hanya sekedar bisa akting saja, setidaknya tidak terjadi kesalahan saat membaca, jadi orang yang menonton tidak merasa terganggu dengan bacaan-bacaan ayat yang salah dan keliru.

Kok nampaknya saya sangat tidak suka dengan kesalahan membaca ayat terakhir surat “Yaasiin” tersebut ?. hehe... saya bukan tidak suka, saya hanya mengingatkan bahwa ada kesalahan disitu, boleh kan mengingatkan dalam hal kebaikan ?.

Sekian pendapat saya setelah menonton film ini. “baiklah saya mau kabur dulu, takut dijitak oleh yang baca tulisan ini” 1 2 3 “menghilang”.

Comments

  1. sama, sebelum nonton film ini disaranin temen bawa tissu yang banyak, katanya banyak nguras air mata..tapi pas nonton, aku aneh..ga nangis blas, cuman memang terharu ketika ibuknya meninggal :D

    ReplyDelete
  2. ya begitulah, hehe.. kita hanya bisanya berkomentar haha...tapi saya lebih kepada kesalahan membaca ayat yg paling saya tekankan :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Jangan Lupa Tinggalkan Komentarnya Gan

Popular posts from this blog

Rumah Singgah Keren di Batu

Tempat tidur super nyaman Kota batu adalah salah satu kota yang menjadi favorit saya saat ini, selain karena saya memang stay disini sejak 1,5 tahun yang lalu, kota ini memang memiliki daya tarik luar biasa, apalagi kalo bukan alamnya yang indah, udaranya yang sejuk, dan beberapa tempat wisata yang modern seperti Jatim Park 1, Jatim Park 2, Museum Angkut, Batu Night Spectacular, dan masih banyak lagi. Jadi, Batu merupakan salah satu pilihan yang tepat untuk dijadikan tempat berlibur bersama orang-orang yang dicintai.             Meski sudah stay di Batu selama kurang lebih 1,5 tahun, namun saya belum berhasil mengunjungi semua tempat wisata di Batu, biasalah saya ini pengangguran yang banyak acara, sibuk sama buku-buku di perpustakaan (ini pencitraan banget). Baiklah, saya tidak akan membicarakan tentang liburan saya yang tak kunjung usai, akan tetapi, saya akan memberi satu tempat rekomendasi yang bisa kamu jadikan tempat bermalam selama kamu berada di Batu. Saya jamin, tempa

16 Website Belajar Bahasa Arab Online

Saat ini, rasanya mau belajar apapun terasa lebih mudah. Saya termasuk orang yang suka belajar otodidak. Saya belajar bahasa Inggris otodidak. Pernah ikut les beberapa kali dan masih merasa tidak begitu memberi dampak pada kemampuan saya dalam berbahasa Inggris, saya merasa lebih nyambung ketika belajar bahasa Inggris secara online, memanfaatkan beberapa situs yang cukup membantu saya dalam mempelajari bahasa Inggris. Selain bahasa Inggris, saya juga belajar bahasa Rusia dan juga bahasa Arab. Semuanya otodidak. Nah, jika kita mau memanfaatkan kemajuan teknologi saat ini, belajar bahasa memang menjadi lebih mudah dan menyenangkan. Kali ini kita akan membahas bahasa Arab. Bahasa Arab menjadi salah satu bahasa yang sangat ingin saya kuasai, makanya saya berusaha belajar sebaik dan seefektif mungkin. Bahasa Arab menjadi penting bagi umat Islam karena bahasa Arab yang digunakan oleh dua sumber utama ajaran Islam yaitu Al-Qur’an dan Sunnah. Ketika seorang muslim menguasai bahasa Arab, m

Paralayang Batu

Salam. Tiga hari terakhir, saya lagi banyak kerjaan (baca: tugas kuliah ama jalan-jalan, hehe). Kebetulan Reimer, sahabat saya dari Rotterdam-Holland sedang berkunjung ke Malang. Sebagai sahabat yang baik, tentunya saya mau mengajak dia menjelajahi Malang dan sekitarnya, dong, hehe. Sejak Minggu saya sudah menemani Reimer jalan-jalan. Saya hanya menemai ketika kuliah sudah selesai aja, sih. Biasanya dari ashar sampai malam. Nah, selain kelayapan di Malang, saya mengajak Reimer untuk menikmati keindahan pemandangan dari atas ketinggian Gunung Banyak yang merupakan tempat bagi kamu yang berani uji nyali untuk terbang dari ketinggian dengan bantuan parasut atau biasa dikenal dengan Paralayang.